1.
Berfikir Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris
deduction yang berarti penarikan kesimpulan
dari keadaan-keadaan yang umum,
menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di
tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Metode berpikir deduktif adalah metode
berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
·
Silogisme
Silogisme adalah
suatu argumen yang bersifat deduktif yang mengandung tiga proporsi kategori
yakni dua premis dan satu kesimpulan. Masing-masing premis itu yakni premis
mayor (premis umum) biasanya disingkat PU dan premis minor (premis khusus)
bisanya disingkat PK.
Kriteria silogisme sebagai barikut :
Premis Umum (PU) : Menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B)
Permis KhusuS (PK) : Menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C) adalah golongan tertentu itu (=A)
Kesimpulan (K) : Menyatakan bahwa sesuatu atau sesorang itu (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)
Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
A = semua anggota golongan tertentu
B = sifat yang ada pada A
C = sesorang atau sesuatu anggota A
Contoh :
Silogisme salah yaitu silogisme yang salah satu premisnya salah atau mungkin penalarannya salah, maka kesimpulannyapun tentu akan salah sehingga penarikan kesimpulannya sering tidak logis dan tidak dapat dipercaya kebenarannya.
Contoh :
PU : Prasetyo pelajar teladan
PK : Prasetyo putra seorang guru
K : Putra seorang guru pasti pelajar teladan
Kriteria silogisme sebagai barikut :
Premis Umum (PU) : Menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B)
Permis KhusuS (PK) : Menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C) adalah golongan tertentu itu (=A)
Kesimpulan (K) : Menyatakan bahwa sesuatu atau sesorang itu (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)
Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
A = semua anggota golongan tertentu
B = sifat yang ada pada A
C = sesorang atau sesuatu anggota A
Contoh :
Silogisme salah yaitu silogisme yang salah satu premisnya salah atau mungkin penalarannya salah, maka kesimpulannyapun tentu akan salah sehingga penarikan kesimpulannya sering tidak logis dan tidak dapat dipercaya kebenarannya.
Contoh :
PU : Prasetyo pelajar teladan
PK : Prasetyo putra seorang guru
K : Putra seorang guru pasti pelajar teladan
·
Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang
semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya
menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term). Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis
Mayor/ Premis Umum)
Akasia adalah tumbuhan (Premis Minor /
Premis Khusus).
Akasia membutuhkan air (Konklusi /
Kesimpulan
·
Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotetik adalah argumen yang
premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah
proposisi katagorik. Contoh:
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
Saya naik becak (konklusi)
·
Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang
terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif
yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya
akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
Nenek Sumi berada di Banadung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
·
Entimem
Entimem adalah
silogisme yang dipersingkat. Disaat tertentu orang ingin mengemukakan sesuatu
hal secara praktis dan tepat sasaran.
Contoh :
Ø PU : Semua orang ingin sukses harus belajar dan berdoa
Ø PK : Lisa ingin sukses
Ø K : Lisa harus belajar dan berdoa
Rumus Silogisme Entinem : C = B karena C = A
Contoh :
Ø PU : Semua orang ingin sukses harus belajar dan berdoa
Ø PK : Lisa ingin sukses
Ø K : Lisa harus belajar dan berdoa
Rumus Silogisme Entinem : C = B karena C = A
2. Berpikir Induktif
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu
yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang
umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang
bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang
lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri
Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Berpikir induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum
yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang
belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
(www.id.wikipedia.com)
Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni
di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung
lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi
mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang
diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan
dia benar pula.
Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan
gabungan dari penalaran deduktif dan induktif. Dimana lebih lanjut penalaran
deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empirisme.
Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif,
sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta
dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua
penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara,
Penjelasan sementara ini biasanya disebut hipotesis.
Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara
deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah
diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis proses induksi
mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai
apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis
tersebut dapat diterima atau ditolak.
·
Generalisasi
Merupakan penarikan kesimpulan umum dari
pernyataan atau data-data yang ada.
Dibagi menjadi 2 :
a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif
Dibagi menjadi 2 :
a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif
Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
- Sensus Penduduk.
- Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, baja memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.
b. Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan
loncatan induktif
Fakta yang digunakan belum mencerminkan
seluruh fenomena yang ada.
Contoh :
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah
manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.
·
Analogi
Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan
kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang
memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap
bagiannya.
Tujuan dari analogi :
Tujuan dari analogi :
-
Meramalkan kesamaan.
-
Mengelompokkan klasifikasi.
-
Menyingkapkan kekeliruan.
Contoh :
Ronaldo adalah pesepak bola.
Ronaldo berbakat bermain bola.
Ronaldo adalah pemain real madrid.
·
Sebab - akibat
Ani dan Ina adalah 2
orang yang bersahabat sejak mereka masih kecil. Suatu hari muncul masalah
antara mereka berdua. Ani melaporkan Ina yang ketahuan sedang menccontek di
kelas. Akibatnya Ina dipanggil ke ruang kepala sekolah dan diberi nasihat di
sana. Karena tidak terima dengan perlakuan Ani yang sudah dianggap sebagai
sahabat sejati Ina menjadi benci terhadap Ani dan mereka menjadi sering beradu
mulut. Akibat beradu mulut terus menerus suatu saat mereka berkelahi dan saling
melukai. Mereka seperti sudah lupa akan persahabatan mereka dulu.
·
Akibat - sebab
Bencana banjir
banyak terjadi dimana-mana sekarang. Bencana banjir tidak hanya melanda daerah
dataran rendah yang memang sudah menjadi langganan banjir, namun beberapa
daerah di dataran tinggi juga dilanda musibah banjir. Kira-kira 20 tahun yang
lalu, Bandung termasuk wilayah yang ebas banjir. Namun apa yang terjadi
sekarang? setiap musim hujan tiba dan terjadi hujan deras dalam beberapa jam,
sudah bisa dipastikan banyak wilayah di Bandung yang tergenang banjir. Begitu juga
dengan beberapa wilayah di Sulawesi yang akhir-akhir ini dilanda banjir
bandang. Padahal Sulawesi termasuk wilayah dengan jumlah hutan yang tidak bisa
dibilang sedikit. Pembalakan hutan secara liar, pembangunan wilayah yang tidak
memperhatikan sistem drainase merupakan dua penyebab utama bencana banjir yang
banyak terjadi belakangan ini.
SUMBER :
http://evaaaaaaaaaablog.blogspot.com/2013/04/berfikir-deduktif.html
http://rezadnk.wordpress.com/tugas-softskill-bhs-indonesia-penalaran-deduktif-penalaran-induktif-silogisme/
http://tommysyatriadi.blogspot.com/2013/05/contoh-paragraf-sebab-akibat.html
SUMBER :
http://evaaaaaaaaaablog.blogspot.com/2013/04/berfikir-deduktif.html
http://rezadnk.wordpress.com/tugas-softskill-bhs-indonesia-penalaran-deduktif-penalaran-induktif-silogisme/
http://tommysyatriadi.blogspot.com/2013/05/contoh-paragraf-sebab-akibat.html