Contoh Kasus Deontologi dan Teleologi
1. Kasus ”petrus” (penembak misterius) pada tahun
1983.
Pembahasan:
Dalam
Deontologi, hal tersebut tidak dapat diterima karena pembunuhan tidak bisa
dibenarkan walaupun konsekuensinya sangat menguntungkan bagi masyarakat. Jika
memang seseorang patut dihukum, hal tersebut harus dilakukan menurut prosedur
hukum yang resmi.
Dalam
Teleologi, hal tersebut tentu dapat diterima. Walaupun cara yang dilakukan
tidak manusiawi, yaitu pembunuhan. Namun, pembunuhan yang dilakukan pada saat
itu memiliki tujuan yang baik, yaitu menanggulangi tingkat kejahatan yang
begitu tinggi dan akibat yang muncul setelah kejadian tersebut sangat
menguntungkan bagi masyarakat, tingkat kejahatan yang menurun.
2. PT. PLN memonopoli
kelistrikan nasional, tetapi mereka belum mampu secara merata dan adil
memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
Pembahasan:
Dalam Deontologi, hal tersebut tidak dapat diterima
karena PT. PLN belum mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat.
Namun dalam Teleologi, hal tersebut dapat diterima
karena PT. PLN memiliki tujuan yang baik yaitu memenuhi kebutuhan listrik
nasional.
3. Kasus penculikan generasi muda yang dilakukan
oleh teman facebook-nya.
Pembahasan:
Dalam
Deontologi, perbuatan menggunakan facebook dinilai baik karena niatnya untuk
menjaga silahturahmi dan memperbanyak teman.
Akan tetapi
dalam Teleologi, perbuatan tersebut tidak baik karena akibat yang ditimbulkan
dari menggunakan facebook ialah ada oknum yang memanfaatkan kesempatan ini untuk
penculikan.
4. Acara amal
untuk operasi bibir sumbing dalam sebuah televisi swasta.
Pembahasan:
Dalam Deontologi, tindakan tersebut tentu saja baik
karena sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk membantu saudara kita yang
kekurangan.
Dalam Teleologi, tindakan tersebut juga baik karena
akibat dari yang dilakukan tersebut dapat menyembuhkan para pasien penderita
bibir sumbing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar